Jumat, 19 Oktober 2012

Menengok Kejayaan Islam di Andalusia: Mungkinkah Kembali?


Oleh: Nuim Hidayat

Kejayaan Andalusia tidak bisa dilepaskan dari peranan besar khalifah Bani Umayah yang pertama di sana. Abdul Rahman I (756-788M) adalah seorang pemimpin yang terpelajar, berwibawa dan amat meminati bidang kesusasteraan. Karena begitu cintanya pada bidang ini, ia mendirikan satu tempat khusus di dalam istananya yang diberi gelar ‘Darul Madaniyat’ untuk kegiatan kesusasteraan kalangan wanita Andalus.

Pada zaman Abdul Rahman I, golongan cerdik pandai dan alim ulama begitu dihormati dan dipandang tinggi oleh pemerintah, para pembesar dan masyarakat Andalus. Pemerintah telah memberi penghormatan yang tinggi kepada ulama dari Timur seperti al Ghazi ibn Qais dan Abu Musa al Hawari untuk menyampaikan ilmu agama di sana.

Umar bin Abdul Aziz: Umara yang Ulama


Oleh: Nuim Hidayat (Penulis Buku ‘Imperialisme Baru’)

Suatu ketika sahabat Abdullah bin Zubair berkata,” “Suatu malam aku sedang menemani Umar bin Khattab berpatroli di Madinah. Ketika ia merasa lelah, ia bersandar ke sebuah dinding di malam gelap buta, Ia mendengar suara seorang wanita berkata kepada putrinya, ‘Wahai putriku, campurlah susu itu dengan air.’ Maka putrinya menjawab, ‘Wahai ibunda, apakah engkau tidak mendengar maklumat Amirul Mukminin?’ Ibunya bertanya, ‘Wahai putriku, apa maklumatnya?’ Putrinya menjawab, ‘Dia memerintahkan petugas untuk mengumumkan, hendaknya susu tidak dicampur dengan air.’ Ibunya berkata, ‘Putriku, lakukan saja, campur susu itu dengan air, kita di tempat yang tidak dilihat oleh Umar dan petugas Umar.’ Maka gadis itu menjawab, ‘Ibu, Amriul Mukminin memang tidak melihat kita. Tapi Rabb Amirul Mukminin melihatnya. “