Mas Gun, Guruku Jurnalistik
Assalamualaikum,
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang,
Ingatkah mas Gun sekitar tahun 1999 saya ikut training
jurnalistik atas beasiswa Tempo. Saat itu mas Gun menjelaskan tentang Media
Dakwah yang menuduh PRD-PKI bla-bala. Kebetulana saya saat itu menjadi wartawan
Media Dakwah.
Media Dakwah bukanlah majalah politik biasa. Ia adalah
majalah dakwah sebenarnya. Majalah yang ingin mengajak manusia kembali ke jalan Allah. Ke jalan para Nabi bukan jalan Iblis (kini saya dengan teman-teman di sharia.co.id dan
kebetulan saya juga dengan temen-temen tergabung dalam peneliti Insists).
Saya tahu mas Gun umurnya sudah tua. Saya juga sudah 46
tahun, cukup tua juga. Tapi saya tidak tahu yang mati duluan saya atau mas Gun.
Saya mengikuti Catatan Pinggir mas Gun sejak saya menjadi
mahasiswa IPB. Saya kagum dengan tulisan-tulisan mas Gun. Tapi ada yang jadi
pertanyaan saya, kenapa mas Gun berubah menjadi pembela komunis? Padahal dulu
pernah jadi anti komunis.
Saya melihat mungkin karena pergaulan. Mas Gun bergaul
dengan intelektual-intelektual internasional. Dan berbagai macam orang dari
berbagai kalangan.
Saya menyadari, saya sendiri wartawan, suka kepada hal-hal
yang baru. Suka keindahan, suka bergaul dengan banyak orang dan lain-lain.
Sehingga selalu timbul pertanyaan tiap kali ada hal baru, tiap kali ada
pengetahuan baru.
Begitulah otak kita bekerja. Tapi kita seringkali lupa siapa
yang menciptakan otak kita yang canggih itu? Kita sendiri? Kebetulan, gak
mungkin kan. Karena itu saya seringkali mengingatkan anak saya sejak kecil, Za
(anak saya bernama Izza), ingat otak kita yang menciptakan Allah. Ibu Bapak
tidak menciptakan otakmu.
Lalu komputer otak kita mungkin akan bertanya, lalu siapa
yang mencipta Allah? Hal itu pernah ditanyakan kepada Rasulullah. Rasulullah
menjawab ‘pertanyaan itu dari Iblis’. Yakni Otak kita gak bisa menjawab. Karena
program otak kita hanya melihat yang terlihat, tidak bisa melihat yang tidak
terlihat (ghaib).
Begitu juga ketika timbul pertanyaan, mungkinkah kita akan
hidup lagi? Jawabnya kemungkinan besar. Kalau Al Qur’an mengatakan pasti. Suatu
saat Rasulullah saw pernah ditanya kafir Quraisy yang datang ke Rasulullah
membawa tulang belulang. Mungkinkah tulang belulang ini akan hidup kembali?
Rasulullah saw terdiam. Kemudian turunlah wahyu : “Dan tidaklah manusia
memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setetes mani, ternyata dia menjadi
musuh yang nyata. Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal
kejadiannya. Dia berkata,”Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang,
yang telah hancur luluh?” Katakanlah (Muhammad),”Yang akan menghidupkannya
ialah (Allah) yang menciptakannya pertama kali. Dan
Dia Maha Mengetahui tentang
segala makhluk.” (QS 77-79).
Kemukjizatan Al Quran yang lain –mas Gun bisa baca sendiri,
banyak buku—adalah tentang kejadian manusia yang dengan rinci diceritakan dalam
Al Qur’an. Padahal waktu zaman Nabi Muhammad itu belum ada ilmu bedah atau ilmu
anatomi manusia.
“Dan sungguh Kami telah menciptakan manusia dari saripati
dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kukuh (Rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat,
lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging dan segumpal daging
itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging, Kemudian Kami menjadikannya makhluk yang berbentuk lain. Mahasuci Allah Pencipta yang paling baik. Kemudian
setelah itu, sungguh kamu pasti mati. Kemudian sungguh kamu akan dibangkitkan
(dari kuburmu) pada hari kiamat.” (QS al Mu’minuun 12-16).
Melihat ayat-ayat Al Qur’an yang hebat ini, Prof Maurice
Bucaille ahli anatomi dari Perancis masuk Islam. Prof Jeffry Lang ahli
matematika dari Amerika masuk Islam dan seterusnya. Bacalah buku Maurice
Bucaille atau Prof Jeffry Lang. Tentang bagaimana Al Qu’an dibukukan, bacalah
buku Prof Mustafa Azami, ketika membandingkan Al Qur’an dan Bibel.
Dan Allah Maha Pengampun, asal kita kembali kepada Islam,
bersungguh-sungguh tobat kepada Allah, seberapapun dosa besar kita, kata
Rasulullah diampuni. Meskipun sepenuh langit dan bumi.
Yang menarik Jeffry Lang ketika membahas tentang penciptaan
manusia di bumi, yang tujuannya dalam Al Qur’an untuk perdamaian. QS Al Baqarah
30-37. (Maka dunia bisa damai, kalau semua persenjataan perang dihilangkan. Dan
ini bukan tidak mungkin).
Dan menarik juga kalau kita baca buku Hamka tentang Tasawuf
Modern. Yang mengingatkan kepada kita, apa yang kita cari di dunia ini
sebenarnya. Dan salah satu kehebatan Al Qur’an adalah dia bisa dihafal otak
manusia dengan mudah. Meski anak yang berumur 7 tahun, 8 tahun dan seterusnya.
Tidak ada kitab yang sehebat Al Qur’an di dunia ini. Adakah buku setebal Al Qur’an
yang bisa dihafal kata per kata di dunia ini? Tidak ada.
Demikian surat ringkas dari saya, semoga bermanfaat dan mas
Gun dapat berfikir dan kembali ke jalan Islam. Allah Maha Mengetahui dan Allah
Maha Bijaksana (Wallahu alimun hakim).
Wassalamualaikum, Nuim Hidayat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar