Setelah
beberapa orang Yahudi terbunuh di Perancis dan Denmark, PM Israel Benjamin
Netanyahu serukan warga Israel di Eropa pindah ke Israel.
"Ini
gelombang serangan teror dapat diperkirakan akan terus berlanjut, termasuk
serangan antisemitisme dan pembunuhan. Kami katakan kepada orang-orang Yahudi,
untuk saudara-saudara kita, Israel adalah rumah Anda dan bahwa setiap orang
Yahudi. Israel sedang menunggu Anda dengan tangan terbuka,"kata Netanyahu.
Presiden
Perancis, François Hollande, menolak seruan Netanyahu itu. Ia menyatakan tidak
akan membiarkan orang-orang untuk percaya bahwa orang-orang Yahudi tidak lagi
memiliki tempat di Eropa. "Orang-orang Yahudi memiliki tempat mereka di
Eropa dan, khususnya, di Perancis," katanya.
Begitu pula Perdana
Menteri Perancis, Manuel Valls - yang berbicara setelah beberapa ratus batu
nisan Yahudi dirusak di sebuah pemakaman di timur Perancis - mengatakan bahwa
ia menyesalkan pernyataan Netanyahu.
Sedangkan Kanselir
Jerman, Angela Merkel, mengatakan pemerintahnya akan melakukan segala
kemungkinan untuk memastikan situs Yahudi aman. "Kami senang dan bersyukur
bahwa ada kehidupan Yahudi di Jerman lagi," kata Merkel di Berlin.
"Dan kami ingin terus hidup dengan baik bersama-sama dengan orang-orang
Yahudi yang berada di Jerman hari ini."
Begitu pula Kepala
Rabbi Denmark, Jair Melchior. Ia mengatakan ia kecewa dengan pernyataan
Netanyahu. Ia mengatakan: "Teror bukan alasan untuk pindah ke Israel.”
Sedangkan Duta
Besar Denmark untuk Israel, Jesper Vahr menyatakan: "Solusinya Yahudi Denmark tidak
meninggalkan negara itu ... serangan terhadap komunitas Yahudi di Kopenhagen
merupakan serangan terhadap semua warga Denmark.
Vahr juga
menyatakan bahwa solusinya bukanlah dengan meninggalkan Eropa. “Kami menganggap
komunitas Yahudi untuk menjadi bagian integral dari masyarakat Denmark, dan
kami akan melakukan segalanya sehingga merasa aman. Ini adalah serangan pada
semua warga Denmark.,"kata Vahr.
Rabbi
Menachem Margolin, kepala Asosiasi Yahudi Eropa, juga mengecam seruan Netanyahu
untuk migrasi massal orang Yahudi Eropa ke Israel. Ia menyerukan pemerintah
Eropa untuk meningkatkan keamanan bagi sekolah-sekolah Yahudi, sinagog dan
tempat lainnya.
Mantan
Presiden Israel Shimon Peres juga mengritik panggilan untuk Eropa Yahudi pindah
ke Israel sebagai politik. Berbicara di sebuah acara yang diselenggarakan oleh
Times of Israel, ia mengatakan bahwa sementara ia "ingin setiap orang
Yahudi yang ingin datang ke Israel untuk menyenangkan datang ... aku tidak
ingin menjadi posisi politik. Jangan datang ke Israel karena posisi politik,
tetapi karena Anda ingin datang dan tinggal di Israel. Israel harus tetap
menjadi tanah harapan dan bukan tanah ketakutan.” Mungkinkah negeri Israel yang dibangun dengan teror menjadi negeri harapan? Wallahu azizun hakim. * (theguardian/nh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar