Senin, 28 September 2015

Surat untuk Mas Gun

Mas Gun, Guruku Jurnalistik

Assalamualaikum,
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang,
Ingatkah mas Gun sekitar tahun 1999 saya ikut training jurnalistik atas beasiswa Tempo. Saat itu mas Gun menjelaskan tentang Media Dakwah yang menuduh PRD-PKI bla-bala. Kebetulana saya saat itu menjadi wartawan Media Dakwah.

Media Dakwah bukanlah majalah politik biasa. Ia adalah majalah dakwah sebenarnya. Majalah yang ingin mengajak manusia kembali ke jalan Allah. Ke jalan para Nabi bukan jalan Iblis (kini saya dengan teman-teman di sharia.co.id dan kebetulan saya juga dengan temen-temen tergabung dalam peneliti Insists).

Saya tahu mas Gun umurnya sudah tua. Saya juga sudah 46 tahun, cukup tua juga. Tapi saya tidak tahu yang mati duluan saya atau mas Gun.

Saya mengikuti Catatan Pinggir mas Gun sejak saya menjadi mahasiswa IPB. Saya kagum dengan tulisan-tulisan mas Gun. Tapi ada yang jadi pertanyaan saya, kenapa mas Gun berubah menjadi pembela komunis? Padahal dulu pernah jadi anti komunis.

Saya melihat mungkin karena pergaulan. Mas Gun bergaul dengan intelektual-intelektual internasional. Dan berbagai macam orang dari berbagai kalangan.

Saya menyadari, saya sendiri wartawan, suka kepada hal-hal yang baru. Suka keindahan, suka bergaul dengan banyak orang dan lain-lain. Sehingga selalu timbul pertanyaan tiap kali ada hal baru, tiap kali ada pengetahuan baru.

Begitulah otak kita bekerja. Tapi kita seringkali lupa siapa yang menciptakan otak kita yang canggih itu? Kita sendiri? Kebetulan, gak mungkin kan. Karena itu saya seringkali mengingatkan anak saya sejak kecil, Za (anak saya bernama Izza), ingat otak kita yang menciptakan Allah. Ibu Bapak tidak menciptakan otakmu.

Lalu komputer otak kita mungkin akan bertanya, lalu siapa yang mencipta Allah? Hal itu pernah ditanyakan kepada Rasulullah. Rasulullah menjawab ‘pertanyaan itu dari Iblis’. Yakni Otak kita gak bisa menjawab. Karena program otak kita hanya melihat yang terlihat, tidak bisa melihat yang tidak terlihat (ghaib).

Begitu juga ketika timbul pertanyaan, mungkinkah kita akan hidup lagi? Jawabnya kemungkinan besar. Kalau Al Qur’an mengatakan pasti. Suatu saat Rasulullah saw pernah ditanya kafir Quraisy yang datang ke Rasulullah membawa tulang belulang. Mungkinkah tulang belulang ini akan hidup kembali? Rasulullah saw terdiam. Kemudian turunlah wahyu : “Dan tidaklah manusia memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setetes mani, ternyata dia menjadi musuh yang nyata. Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal kejadiannya. Dia berkata,”Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?” Katakanlah (Muhammad),”Yang akan menghidupkannya ialah (Allah) yang menciptakannya pertama kali. Dan 
Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.” (QS 77-79).

Kemukjizatan Al Quran yang lain –mas Gun bisa baca sendiri, banyak buku—adalah tentang kejadian manusia yang dengan rinci diceritakan dalam Al Qur’an. Padahal waktu zaman Nabi Muhammad itu belum ada ilmu bedah atau ilmu anatomi manusia.

“Dan sungguh Kami telah menciptakan manusia dari saripati dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (Rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging, Kemudian Kami menjadikannya makhluk yang berbentuk lain. Mahasuci Allah Pencipta yang paling baik. Kemudian setelah itu, sungguh kamu pasti mati. Kemudian sungguh kamu akan dibangkitkan (dari kuburmu) pada hari kiamat.” (QS al Mu’minuun 12-16).

Melihat ayat-ayat Al Qur’an yang hebat ini, Prof Maurice Bucaille ahli anatomi dari Perancis masuk Islam. Prof Jeffry Lang ahli matematika dari Amerika masuk Islam dan seterusnya. Bacalah buku Maurice Bucaille atau Prof Jeffry Lang. Tentang bagaimana Al Qu’an dibukukan, bacalah buku Prof Mustafa Azami, ketika membandingkan Al Qur’an dan Bibel.

Dan Allah Maha Pengampun, asal kita kembali kepada Islam, bersungguh-sungguh tobat kepada Allah, seberapapun dosa besar kita, kata Rasulullah diampuni. Meskipun sepenuh langit dan bumi.
Yang menarik Jeffry Lang ketika membahas tentang penciptaan manusia di bumi, yang tujuannya dalam Al Qur’an untuk perdamaian. QS Al Baqarah 30-37. (Maka dunia bisa damai, kalau semua persenjataan perang dihilangkan. Dan ini bukan tidak mungkin).

Dan menarik juga kalau kita baca buku Hamka tentang Tasawuf Modern. Yang mengingatkan kepada kita, apa yang kita cari di dunia ini sebenarnya. Dan salah satu kehebatan Al Qur’an adalah dia bisa dihafal otak manusia dengan mudah. Meski anak yang berumur 7 tahun, 8 tahun dan seterusnya. Tidak ada kitab yang sehebat Al Qur’an di dunia ini. Adakah buku setebal Al Qur’an yang bisa dihafal kata per kata di dunia ini? Tidak ada.

Demikian surat ringkas dari saya, semoga bermanfaat dan mas Gun dapat berfikir dan kembali ke jalan Islam. Allah Maha Mengetahui dan Allah Maha Bijaksana (Wallahu alimun hakim).

Wassalamualaikum, Nuim Hidayat.

Tidak ada komentar: