Oleh:
Nuim Hidayat (Penulis Buku: Islam Liberal)
Film
Cinta Terlarang Batman dan Robin, yang rencananya akan dirilis Oktober 2012
nanti, ternyata berasal dari buku kumpulan Puisi, Denny JA, Atas Nama Cinta.
Bulan April 2012 lalu, salah satu tokoh Jaringan Islam Liberal ini mencoba
kembali mengampanyekan liberalisme lewat puisi-puisinya dalam buku, film,
seminar dan lain-lain.
Lewat
bukunya yang berjudul Atas Nama Cinta, penerbit Rene Book, yang terdiri dari 216
halaman, Denny mencoba mengampanyekan pemikirannya. Perlu diketahui, penerbit
Rene Book ini juga yang menerbitkan buku Irshad Mandji: Allah, Liberty and
Love. Dalam karyanya ini, Denny menuliskan puisi-puisi yang intinya mengajak
kepada kebebasan, pembelaan terhadap non Islam dan penyamaan agama. Puisi Denny
ini memang diluncurkan besar-besaran. Selain dipromosikan besar-besaran di
Gramedia beberapa bulan lalu, buku ini juga dilombakan resensinya di Majalah
Tempo, dilombakan videonya, dibedah di beberapa tempat dan lain-lain. Banyak
tokoh memuji buku Denny ini diantaranya Komaruddin Hidayat, Ignas Kleden,
Bondan Winarno, M Sobary dan lain-lain. Beberapa tokoh menyebutnya genre baru
puisi –tapi sebenarnya model puisi ini telah dimulai oleh Taufiq Ismail.
Gaya
puisinya memang cukup bagus, tapi isinya melenakan dan ‘membodohkan’. Karena ia
menggabungkan antara fakta dan fiksi. Detail kejadian atau tokoh itu fiksi,
tapi peristiwanya menurutnya fakta. Bagi mereka yang awam –‘khususnya masalah
Islam dan sosial politik’- bisa hanyut oleh puisi Denny ini.
Dalam
puisinya tentang Cinta Terlarang Batman dan Robin, misalnya, Denny pintar
memainkan kata-kata untuk membela kaum Gay. Di puisi itu ia mengambarkan kisah
cinta antara Amir dan Bambang. Amir seorang yang sebenarnya rajin ibadah
digambarkan punya kelainan seksual genetis menyenangi pria. Meski mencoba
menikahi dua wanita –sesuai pesan ibunya agar segera menikah—tapi akhirnya
kandas. Ia tetap mencintai Bambang seorang gay yang akhirnya menjadi aktivis
gay internasional. Bila Hanung Bramantyo kemudian menfilmkan naskah puisi Denny
ini –dengan latar belakang pesantren dan kabarnya film ini akan dirilis Oktober
2012 ini--- maka sebenarnya Hanung dan Denny bisa dikatakan menggambarkan
kejelekan Muslim dan membela opini bahwa gay adalah masalah genetika. Padahal
para ahli banyak menyatakan bahwa gay atau homoseksual banyak diakibatkan oleh
lingkungan. Karena kalau itu masalah gen tidak bisa disembuhkan, maka pertanyananya
untuk apa adanya pendidikan? Bukankah banyak gen yang berotak bodoh di dunia
ini?
Begitu juga ketika Denny JA bercerita tentang kisah cinta Romi dan Yuli. Puisi ini sudah dibuat filmnya oleh Hanung. Di puisi ini Hanung berkisah tentang Romi dan Yuli. Ayahnya Romi berasal dari Cikeusik yang merupakan komunitas Ahmadiyah. Sedangkan ayah Yuli dari kalangan Muslim yang anti-Ahmadiyah. Tapi Romi dan Yuli memutuskan untuk tetap meneruskan kisah cinta mereka. Bedah buku dan pemutaran video puisi esai Denny JA ini menjadi puncak acara lomba sastra antar SLTP dan SLTA se- Provinsi Banten pada awal Juni lalu. (lihat http://puisi-esai.com/2012/06/
Sedangkan
dalam film yang berjudul Batas yang merupakan pemenang pertama (berhadiah 20
juta) lomba Review untuk buku puisi Denny, jelas-jelas film itu pluralisme atau
mempropagandakan perkawinan antar agama. Di film yang berdurasi total 7 menit 1
detik itu, pembuat film Ahmad Syafari mengisahkan percintaan antara Dewi yang Muslimah
dan Albert yang Kristen. Mereka cukup lama berpacaran, tapi karena bapaknya
Dewi melarang menikah dengan lain agama (Albert) maka akhirnya Dewi menikah
dengan laki-laki Muslim. Cuma digambarkan di situ meski keluarganya cukup kaya,
Dewi tidak bahagia, ia sering melamun ke Albert dan mengingat masa lalunya
dengannya. Apalagi di rumahnya Dewi harus mencopot sepatu suaminya (tiap) sehabis
pulang kantor. Sementara Albert hidup sederhana dan tetap di gereja yang
sederhana (lihat www.puisi-esai.com).
Film
pendek itu memang secara halus menghina Islam. Ketika bapak Dewi dengan pakaian
putih dan kopiah putih mengatakan ‘dengan arogan’: “Aku sangat malu menjadi
orang tua yang kena murka Allah, aku tak akan tahan menjadi insan yang dilaknat
hanya membiarkan anaknya menempuh jalan yang sesat.” Selain itu penggambaran wanita Muslimah yang
mencopot sepatu suaminya ketika pulang kantor, juga berlebihan. Karena
peristiwa ini jarang terjadi di keluarga-keluarga Muslim.
Apa
tujuan Denny untuk semua? Denny memang salah satu tokoh intelektual yang tergabung
dalam Jaringan Islam Liberal. Ia salah satu tokoh yang aktif menyebarkan
faham-faham demokrasi sekuler dan kini sedang bergiat aktif menyebarkan faham liberalisme
dan pluralismenya lewat esai-puisinya.
Di dunia
akademik, Denny JA mendirikan Lembaga Survei Indonesia (LSI, 2003) Lingkaran
Survei Indonesia (LSI, 2005), Asosiasi Riset Opini Publik (AROPI, 2007), serta
Asosiasi Konsultan Politik Indonesia (AKOPI, 2009). Melalui empat
organisasi ini, Denny JA dianggap founding father tradisi
baru survei opini publik dan konsultan politik Indonesia. Di dunia politik
(2004-2012), Denny JA diberi label king maker. Ini berkat perannya membantu
kemenangan presiden dua kali (2004, 2009), 23 gubernur dari 33 propinsi seluruh
Indonesia dan 51 bupati/walikota.
Ia
adalah murid kesayangan ahli politik kenamaan AS saat ini, Prof William Liddle.
Liddle pernah dijuluki oleh Prof Amien Rais sebagai Yahudi tengik karena
pembelaannya yang terus menerus kepada tulisan-tulisan pluralisme yang ditelurkan
Prof Nurcholish Madjid dkk. Tahun 90-an (sampai sekarang) Liddle aktif menulis
di media-media Indonesia dalam membela ide-ide sekulerisme, pluralisme dan liberalisme.
Sebenarnya dalam buku kumpulan puisinya ini Denny hanya mendasarkan dirinya pada imajinasi dan hawa nafsunya semata. Definisi 'Cinta' yang diuraikan Denny sangat kabur dan membingungkan. Bila semuanya dikatakan cinta --cinta kepada pelacuran, cinta kepada sesama jenis, cinta pada seks bebas dll- maka rusaklah dunia. Cinta yang sejati adalah cinta yang tumbuh dari kecintaan kepada Pencipta (Allah SWT) dan yang tidak bertentangan dengan fitrah manusia. Kalau semua dikatakan cinta, maka seorang pembunuh juga cinta membunuh, seorang pelacur cinta melacur dan seterusnya. Lebih baik kita katakan 'Dengan nama Allah' atau 'Atas nama Allah' daripada 'Atas nama cinta'. Bismillahirrahmanirrahim, dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Bukan mengatakan atas nama cinta, yang tidak jelas juntrungannya. Wallahu aliimun hakim.
Inilah
contoh esai puisi Denny JA yang dapat melenakan orang yang ‘awam’ terhadap
Islam :
Cinta Terlarang Batman dan
Robin
Posted on
March 26, 2012
/1/
Sudah tiga kali
Amir terbangun lepas tengah malam:
Pukul 2.00 dini hari
Diselimutinya istri
Ia cium keningnya.
Sudah tiga kali
Amir terbangun lepas tengah malam:
Pukul 2.00 dini hari
Diselimutinya istri
Ia cium keningnya.
Ia pun
keluar kamar,
Duduk di sofa
Sendiri saja –
Gelap menyelimuti.
Duduk di sofa
Sendiri saja –
Gelap menyelimuti.
Rasa iba
melecutnya –
Tangis tanpa suara
Membentur langit-langit
Berantakan jiwanya.
Tangis tanpa suara
Membentur langit-langit
Berantakan jiwanya.
Enam bulan
sudah ia berumah tangga
Tanpa gairah, tanpa bahagia.
Kepada ibunya dulu ketika sakit parah
Ia telah menyerah untuk menikah.
Tanpa gairah, tanpa bahagia.
Kepada ibunya dulu ketika sakit parah
Ia telah menyerah untuk menikah.
Dicobanya
segala cara,
Ditempuhnya segala jalan,
Tetapi segalanya sia-sia.
Hidupnya bertambah celaka.
Ditempuhnya segala jalan,
Tetapi segalanya sia-sia.
Hidupnya bertambah celaka.
Ya Allah,
apa gerangan salahku?
Mengapa raga pria yang Kau-anugerahkan padaku?
Namun hatiku sepenuhnya perempuan?
Lelah sudah aku memakai topeng.
Topeng lagi, topeng lagi…
Mengapa raga pria yang Kau-anugerahkan padaku?
Namun hatiku sepenuhnya perempuan?
Lelah sudah aku memakai topeng.
Topeng lagi, topeng lagi…
Kasihan
ibuku,
Kasihan istriku,
Kasihan aku,
Kasihan Bambang, kekasihku.
Kasihan istriku,
Kasihan aku,
Kasihan Bambang, kekasihku.
/2/
Disebutnya nama itu berkali kali,
Bambang, Bambang…
Keduanya dulu bersama-sama
Di sekolah menengah dan di kampus.
Disebutnya nama itu berkali kali,
Bambang, Bambang…
Keduanya dulu bersama-sama
Di sekolah menengah dan di kampus.
Lampu ia
nyalakan
Dan dibukanya laci:
Foto, puisi, tulisan, aksesori,
Semua memicu kenangan cinta terlarang.
Dan dibukanya laci:
Foto, puisi, tulisan, aksesori,
Semua memicu kenangan cinta terlarang.
Sepuluh
tahun sudah
Mereka selam-menyelam
Membina kasih sayang.
Tapi itu haram, kata orang.
Mereka selam-menyelam
Membina kasih sayang.
Tapi itu haram, kata orang.
Akhirnya
Amir pun menikah
Dengan gadis pilihan Ibu,
Bambang mengikhlaskannya,
Bambang mengorbankan cintanya.
Dengan gadis pilihan Ibu,
Bambang mengikhlaskannya,
Bambang mengorbankan cintanya.
Dan lihat,
ada dua cincin
Di jari Amir:
Untuk istri di jari kiri
Untuk Bambang di jari kanan.
Di jari Amir:
Untuk istri di jari kiri
Untuk Bambang di jari kanan.
Malam Sabtu
yang terasa sesak,
Malam Sabtu yang penuh haru,
Penuh isak dan gejolak
Ketika terakhir kali mereka bertemu.
Malam Sabtu yang penuh haru,
Penuh isak dan gejolak
Ketika terakhir kali mereka bertemu.
Saat itu
Bambang memintanya memilih
Amir, kau tak bisa lagi sembunyi;
Kepada dunia luar, nyatakanlah diri
Buka topengmu, katakan kau seorang gay.
Amir, kau tak bisa lagi sembunyi;
Kepada dunia luar, nyatakanlah diri
Buka topengmu, katakan kau seorang gay.
Tapi Amir
tak sekuat Bambang.
Ia selalu ragu dengan naluri homoseksnya,
Ia ingin patuh ajaran agama,
Ia terlalu cinta ibunya yang sejak lama ditinggal mati Ayah.
Ia selalu ragu dengan naluri homoseksnya,
Ia ingin patuh ajaran agama,
Ia terlalu cinta ibunya yang sejak lama ditinggal mati Ayah.
Sampai kapan
kau bersembunyi?
Sekali gay, kau tetap gay
Menunda, menghindar, menampik diri
Hanya menambah panjang rasa nyeri, Bambang meyakinkannya
Sekali gay, kau tetap gay
Menunda, menghindar, menampik diri
Hanya menambah panjang rasa nyeri, Bambang meyakinkannya
Nasihat
Bambang benar belaka
Tapi aku tak boleh cepat putus asa
Tuhan memberiku tubuh pria
Harus kuikuti ajaran agama, gumam Amir meyakinkan diri.
Tapi aku tak boleh cepat putus asa
Tuhan memberiku tubuh pria
Harus kuikuti ajaran agama, gumam Amir meyakinkan diri.
Ujar
Bambang,
Kalau begitu kita harus berpisah, Sayang –
Bagaikan sembilu rasanya janji
Untuk tidak bertemu lagi.
Kalau begitu kita harus berpisah, Sayang –
Bagaikan sembilu rasanya janji
Untuk tidak bertemu lagi.
Amir, kata Bambang, aku pamit.
Jadilah suami yang baik.
Aku akan raib. Malam pun tercecap pahit.
Aku akan segera pindah ke lain kota.
Jadilah suami yang baik.
Aku akan raib. Malam pun tercecap pahit.
Aku akan segera pindah ke lain kota.
Aku
kekasihmu, bukan penghalang hidupmu,
Kata Bambang melanjutkan,
Ini cincin dariku. Tak usahlah kita berjumpa lagi
Meski cintaku padamu tak kunjung henti.
Kata Bambang melanjutkan,
Ini cincin dariku. Tak usahlah kita berjumpa lagi
Meski cintaku padamu tak kunjung henti.
Amir coba
menawar
Walau ia nanti menikah, jangan itu jadi penghalang
Bambang mengulangi mantra yang sering ia sihirkan,
Amir, dalam hidup jangan bertindak setengah-setengah!
Apa pun yang kau pilih, lakukan dengan hati penuh –seluruh!
Walau ia nanti menikah, jangan itu jadi penghalang
Bambang mengulangi mantra yang sering ia sihirkan,
Amir, dalam hidup jangan bertindak setengah-setengah!
Apa pun yang kau pilih, lakukan dengan hati penuh –seluruh!
Bambang lalu
menghilang tak tahu rimba.
Amir hidup bersama istri,
Tapi hati dan angan-angannya melayang
Mencari Bambang –selalu....
Amir hidup bersama istri,
Tapi hati dan angan-angannya melayang
Mencari Bambang –selalu....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar